Koran
Muria, Kudus-Selain mempunyai makanan khas seperti soto kerbau, lentog, jenang,
dan sebagainya, Kabupaten Kudus juga memiliki signature sendiri dalam hal
minuman.
Minuman
tersebut ialah kopi. Dan kopi yang terkenal selama ini adalah kopi jetak. Kopi ini
berasal dari Desa Kedungdowo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.
Kopi
ini awalnya dibuat warga setempat, pada sekitar tahun 1990-an. Pembuatnya
adalah warga setempat. Nah, daerah yang kemudian banyak pembuat kopi jetak
adalah Dukuh Jetak, di desa tersebut. Karena inilah, kopi tersebut diberi nama
kopi jetak.
Salah
satu pembuat kopi di Desa Kedungdowo, Noor Wahid mengatakan, memang rata-rata
di wilayah ini, warganya suka minum kopi. Selain itu, kopi tersebut juga
diibaratkan sebagai obat ngantuk, di saat akan melaksanakan aktivitas.
Selain
itu, meski kebanyakan warga setempat sebagai pekerja di pabrik rokok, akan
tetapi bagi kaum pria saat akan berangkat kerja, pasti diluangkan untuk mampir
terlebih dahulu untuk membeli kopi.
Pasalnya
kopi tersebut dinilai untuk bisa menyegarkan pikiran, serta menambah semangat
serta menghilangkan rasa kantuk saat akan bekerja.
”Kopi
jetak ini memang rasanya khas. Yakni murni rasa kopi tanpa campuran apapun.
Selain itu, cara menjualnya saat belum diseduh pun sangat unik. Yakni para
penjual menyediakan kopi secara eceran atau dibungkus plastik,” paparnya.
Penjualan
kopi tersebut dibungkus untuk satu porsi. Yakni dengan cara membungkus kopi
plus gula pasir menjadi satu.Yang
nantinya per bungkusnya tersebut hanya diseduh untuk satu cangkir atau satu
porsi.
”Kalau
di warung-warung, biasanya untuk satu bungkusnya itu dijual Rp 1000. Sedangkan
bila ingin membeli kopi dan minum di tempat itu juga bervariasi dan tergantung
dari penjualnya. Ada yang menjual Rp 1.500 atau juga Rp 2.000 per cangkirnya,”
ujarnya.
Warga
Kedungdowo sendiri memang cukup lihai meracik kopi. Sebab di tahun itu, memang
pekerjaan membuat kopi dijadikan sampingan setelah pulang kerja dari pabrik
rokok setempat.
”Untuk
produk ini sendiri memang sudah dikenal ke seuruh pelosok. Sebab dengan kemasan
yang cukup tradisional, yakni hanya menggunakan plastik bening biasa dan diisi
dengan kopi plus gula, sudah sangat enak. Nah, nantinya akan bisa diseduh untuk
satu cangkir saja,” imbuhnya.
Editor: Merie
cr: http://www.koranmuria.com/2016/01/27/28706/kisah-kopi-jetak-khas-kudus-yang-terus-bertahan-dengan-keasliannya.html